Saranku

Sertifikasi dalam jabatan guru telah membangun karakter guru menjadi sangat hebat. Saya tidak pernah menyangka karakter guru sejak adanya sertifikasi berubah sangat signifikan. Sebagai perbandingan kalau dulu pejabat akan diam dan membisu seribu bahasa apabila pernah menerima uang atau barang karena jabatannya itu walau tidak melalui proses sertifikasi. Akhir-akhir ini (sebut saja tahun 2008) sertifikasi guru telah menjadi seorang guru super egois karena jabatannya yaitu “guru yang sudah bersertifikasi” . Saya tidak dapat memprediksi lagi ketika guru yang bersertifikasi menjadi seorang pejabat atau menduduki jabatan tertentu. Variabel pendapat saya ini hanya satu dan sangat sederhana yaitu ketika guru yang sudah bersertifikasi ditanya tentang apakah tunjangan sertifikasi sudah cair dan masuk di tabungan pribadi yang dulu dikirimkan saat pengusulan sertifikasi ? jawabannya jelas, padat, serempak, tetapi tidak menggambarkan karakter asli guru yang bersangkutan yaitu “belum cair”. walau sudah menikmati tunjangan itu tetapi ngomong ke teman guru tetap aja “belum cair” . Pertanyaan saya adalah : “Apakah sertifikasi gulu dalam jabatan telah mengubah karakter guru yang semula sopan, mengahargai yang bertanya sebagaimana halnya mengahargai peserta didik yang bertanya mengenai permasalahan pembelajaran dan sekarang seorang guru yang bersertifikasi memilih tidak menjawab atau bahkan menghindar ketika ditanya “sudah cairkah tunjangan sertifikasinya”…….Astaghfurulloh hal adhziim….

Kemana teman-temanku yang dulu sama-sama duduk dibangku sma maupun di bangku kuliah ?  ……udah gak ada waktu lagi buat ngobrol yaa….salam buat seluruh civitas akademik UNESA yang dulu ketika aku kuliah namanya cuma IKIP NEGERI SURABAYA